href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: agri lele
Showing posts with label agri lele. Show all posts
Showing posts with label agri lele. Show all posts

Friday, August 11, 2017

Tujuh Perilaku Penangkar Benih Ikan yang Sangat Merugikan



Kunci keberhasilan usaha perikanan adalah tersedianya benih yang baik/unggul, managemen pakan ikan, dan managemen kualitas air sebagai media hidup ikan. Bila memperhatikan hal-hal tersebut sangat mungkin usaha budidaya ikan akan sukses. Ditambah momen bongkar ikan saat suplai sedikit. permintaan banyak yang menyebabkan harganya pasti lumayan.

Benih yang unggul dihasilkan oleh sebuah panti atau hatchery pembenihan ikan yang menggunakan induk unggul. Darinya akan diproduksi benih yang unggul. Oleh karena itu para pelaku pembenihan harus mempunyai komitmen yang serius dan terus-menerus untuk memproduksi benih ikan yang unggul. Beberapa hal yang perlu diketahui agar dapat menekan penyimpangan produksi benih unggul itu di antaranya dapat saya sajikan berikut ini :

1. Gunakan induk yang murni hasil pemuliaan institusi yang terpercaya

Induk yang unggul adalah induk hasil pemuliaan yang resmi dirilis oleh pemerintah. Gunakan induk-induk ini agar produksi benihnya unggul. Petani ikan yang membesarkannnya akan mendapat keuntungan, karena pertumbuhannya yang bagus, produktivitasnya besar, tahan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, nilai FCR-nya kecil (efisiensi pakannya tinggi), interval pemeliharaannya lebih singkat, pertumbuhannya merata, dan lain sebagainya (bisa ditambahkan sendiri menurut kriteria yang Anda ingingkan).

2. Jangan gunakan induk jantan dan betina dari hasil seleksi dari satu pembesaran yang sama (benihnya dari tempat yang sama)

Ada sejumlah ikan yang masih mempunyai pertumbuhan yang bagus seperti patin siam atau ikan lainnya yang belum ada usaha pemuliaan induknya, sehingga belum dihasilkan induk yang mempunyai sertifikat Surat Keterangan asal Induk Ikan. Perolehan induknya dapat dihasilkan dari hasil seleksi dari pembesaran kolam yang berbeda. Yang penting asal benih yang digunakan berbeda. Namun demikian bila induk hasil seleksi ini bisa saja mempunyai kekerabatan yang dekat, walaupun asal tempatnya berbeda jauh. Faktor transfortasi benih sekarang sangat canggih. Benih dari Jawa dikirim ke Sumatra, Kalimantan dan tempat lain yang jauh sekalipun.

Seperti yang Anda tahu, bahwa ikan nila yang mudah berkembang biak ini sangat merugikan terhadap mutu ikan yang ada di suatu kolam. Banyak orang yang merasa untung kalau membesarkan ikan nila. Tidak perlu beli benih lagi katanya. Hal ini mungkin yang menjadikan terjadi kawin sekeluarga. Sudah otomatis benih yang dihasilkan kuntet. Terjadi degradasi mutu ikan.

3. Jangan gunakan induk asalan

Induk asalan adalah induk yang tidak diketahui asal usulnya. Induk ini sudah jadi dan disodorkan kepada Anda untuk dijadikan induk. Celaka tiga belas. Induk ini kalau benar induk asalany yang dari satu tempat pembesaran akan dan benihnya satu saudara akan menghasilkan benih ikan bermutu yang sangat rendah. Petani yang membesarkan benih ini akan kapok dan menjustifikasi atau menilai atau mengenang Anda seoalh-olah Anda penipu.

4. Jangan gunakan induk yang asal matang telur

Induk yang mermutu unggul harus diberi pakan ikan yang baik dan cukup. Ada kandungan proteinnya cukup dan jumlahnya memadai. Bila induk diberi pakan yang tidak bermutu akan menghasilkan telur yang bila menetas menjadi larva yang lemah dan akan mati menumpuk di dasar. Larva yang mati ini berwarna putih kertas dan sudah kelihatan benih ikan ukuran kecil atau larva. Walupun larva yang mati ini bisa bisa juga disebabkan oleh kualitas air yang jelek.

Biasanya pas induk di tempat usaha kita tidak ada induk matang gonad, Anda mendapatkan induk yang gendut matang ginad dari seorang teman ini, Anda harus hati-hati, janmgan-jangan induk ini bila dipijahkan akan menghasilkan larva yang lemah atau bahkan telurnya tidak menetas.

5. Jangan gunakan induk yang belang

Salah satu cara untuk mengetahui induk yang baik adalah dari warna tubuh induk ikan. Pada ikan nila merah, bila induknya berwarna merah dengan belang hitam, maka induk ini ada indikasi induk yang tidak baik. Kenapa ? Karena induk ini adalah persilangan antara induk merah dan induk hitam. Induk hasil persilangan tidak akan baik untuk menghasilkan benih.

Pada ikan hiaspun dengan menggunakan induk belang juga menghasilkan benih yang kurang bagus, baik segi penampilan warna maupun kualitas benihnya (gampang terserang penyakit dan tidak tahan terhadap perubahan cuaca sekalipun. Namun juga perlu memperhatikan bahwa dengan warna sesuai warna aslinya, bisa jadi induk tersebut masih ada sifat ressesif (yang tidak kelihatan/bersifat genetis) yang akan muncul suatu saat. Sifat ressesif ini bersifat negatif yang merugikan.

6. Jangan gunakan induk yang penampilannya hanya besar-besar saja

Induk hasil seleksi didapatkan salah satunya karena pertumbuhannya yang pesat. Ikannya besar-besar membuat Anda tertarik untuk menjadikannya sebagai indukan. Pada postingan saya dalam Yang Alat Kelaminnya Begini, Pertumbuhannya Bongsor ini memberikan ilustrasi ikan lele dumbo yang mempunyai pertumbuhan cepat (besar di antara yang lain) alat kelamin jantan dan tumbuh kurang sempurna. Bila digunakan induk, maka akan kurang bagus, karena kantong spermanya kecil.

Hal kedua adalah ikan yang performentnya (Fenotifnya) besar-besar juga dikuatirkan mempunyai sifat ressesif (sifat negatif) yang akan muncul di kemudian hari. Bila ressesitnya positif adalah kebetulannya saja.

7. Jangan gunakan induk yang bukan haknya

Hal terakhir adalah menggunakan indukan yang yang bukan haknya. Induk diperoleh dengan cara nemu, nadah, ambil atau hal lainnya yang bukan hak kita. Tahu kan Anda maksudnya. Induk ini tidak akan barokah. Bisa jadi hasilnya bagus, tapi terserang penyakit atau sudah terjual, dan uangnya tidak barokah juga. Tahu kan Maksud saya.

Demikian postingan amburadul ini, jangan langsung percaya apa yang saya tulis, Renungkan saja, secara logika Anda. Dan cari informasi lain yang berkompeten sebagai second opinion Anda.

Mohon komentar dan koreksinya yang kurang dan tidak pas.

Tuesday, August 8, 2017

Unggulkah Benih Ikan yang Kita Besarkan di Kolam?



Pilih benih dengan kriteria 7 Tepat (Waktu, Ukuran, Strain, Harga, Tempat, Kualitas, Kuntatitas) adalah kunci memilih benih ikan yang baik. Mungkin dapat ditambahkan tentang transfortasinya. Faktot terpenting dalam membeli benih ikan adalah kualitas yang baik. Apa saja yang harus diperhatikan di antaranya salah satunya adalah Induk yang digunakan. Inilah yang menjadi salah satu landasan para ahli, peneliti, akademisi, praktisi, perusahaan swasta, bahkan POKDAKAN pun juga berusaha untuk menghasilkan benih ikan yang bermutu yang telah diujilokasi keberhasilannya di beberapa tempat.

Berikut gambaran saya yang seorang pemerhati pembenihan ikan air tawar yang saya ketahui dapat disajikan sebagai berikut dalam beberapa hal :

1. Induk harus diketahui asal usulnya

Dari hal induk inipun diuraikan beberapa hal yang harus diketahui :

1.1. Induk hasil pemuliaan yang sudah dirilis oleh pemerintah
1.2. Bukan dari satu keturunan
1.3. Bila dari hasil introduksi dan domestikasi harus diketahui asal-usulnya
1.4. Bila menggunakan induk hasil seleksi harus bukan satu keturunan

2. Diproses melalui Standar yang telah ditentukan

Dari hal Standar Proses ini (sering digunakan SPO/Standar Prosedur Operasional yang sering kebalik jadi SOP/Standar Operasional Prosedure) inipun diuraikan beberapa hal yang harus diketahui :

2.1. SPO Pemeliharaan Induk
2.2. SPO Pemijahan
2.3. SPO Penetasan
2.4. SPO Pendederan
2.5. SPO Pemberian Pakan
2.6. SPO Pemantauan Kualitas Air
2.7. SPO Pemnatauan Kesehatan Ikan
2.8. SPO Panen
2.9. SPO Packing dan transfortasi

3. Ukuran dan pola warna yang seragam

Dari hal ukuran dan pola warna yang seragam inipun diuraikan beberapa hal yang harus diketahui :

3.1. Ukuran dan umur benih tidak melebihi ketentuan
3.2. Keseragaman ukurann
3.3. Keseragaman pola warna
3.4. Keseragaman asal benih
3.5. Kelengkapan organ-organ tubuh

4. Tidak terindikasi gangguan kesehatannya

Dari hal tidak terindikasi gangguan kesehatannya inipun diuraikan beberapa hal yang harus diketahui :

4.1. Tidak menunjukkan pola aktivitas yang tidak normal
4.2. Tidak menunjukkan pola bentuk tubuh yang tidak normal
4.3. Tidak menunjukkan performen/penampakan/fenotif yang tidak normal
4.4. Tidak menunjukkan gejala klinis lainnya yang bisa atau akan mengakibatkan kematian.










Tuesday, July 25, 2017

POKDAKAN ini Hasilkan Lele Phyton



Tahukah anda, Lele Phyton ini dikembangkan dan diproduksi oleh POKDAKAN (Kelompok Budidaya Ikan) di daerah Pandeglang, Propinsi Banten. Tentu anda membayangkan fasilitas dan prasarana yang ada di kelompok ini sangat mendukung untuk menghasilkan strain (atau sub strain) Phyton ini. Dan tentu saja ada tempat bertanya atau semacam konsultasi sehingga bisa dihasilkan strain baru ini.

Seorang penemu (atau katakanlah yang menghasilkan sesuatu) tentu ada latar belakang yang menjadi landasan tempat untuk menemukan sesuatu ini. Demikian juga yang dihadapi oleh penemu tentu ada segudang permasalahan, sehingga berpikir inovatif dan kreatif (dua kata ini hampir mirip, ya) untuk mengatasi atau paling tidak untuk meminimaslir (minmize), sehingga akan memsukseskan sesuatu yang dikerjakannya.

Bila ada tantangan (semacam masalah yakni hambatan yang bisa diatasi secara intern dan kendala yakni haambatan yang harus melibatkan pihak luar(ekstern) bagi seoramg penemu (boleh juga inovator, agen perubahan dan istilah lainnya yang mirip, tetapi beda) akan berusaha untuk mencari solusinya. Benarlah kalau dikatakan penemu dilahirkan dari permasalahan atau kira-kira ada unsur kemudahan, kepraktisan, kesangkilan (efeksit dan efisien), dan tentu pencapaian tujuannya. Contoh masalah adalah kekurangan pengetahuan dan ketrampilan, kurang modal (ini sebenarnya juga kalau dilanjutkan juga menjadi kendala), serangan penyakit (bukan wabah, kalau wabah juga kendala) dan lain sebaginya. Contoh kendala Kurang modal perlu kredit, kurang pengetahuan dan ketrampilan perlu pelatihan, harga pakan tinggi perlu usulan penrununan, dan lain sebaginya. Misalnya benih yang ditebar kurang bagus, karena sering mati tidak tahan cuaca ini sebenarnya kalau dilaporkan kepada pihak terkait, maka akan disikapi dengan teknologi atau bioteknologi tertentu. Namun bagi seorang penemu akan memecahkan masalahnya sendiri (rupanya mandiri teknolohi, ya ?), dan bila masih sanggup akan diusahakan sendiri atau dalam kelompoknya. Ini lagi di dalam kelompokpun juga ada penantang dan kelompok lainnya.

Dalam menghadapi masalah tentu ada solusinya. Solusi tentu bukan lahir seperti membalik telapak tangan. Solusi ada dengan tetesan kerngat kerja keras dan logika yang positif. Saya kira Anda sepaham dengan saya tentang ini.

Adalah Wawan Setiawan, Ketua POKDAKAN Sinar Kehidupan Abadai di Pandeglang, Banten yang ingin mencari solusi jenis lele yang cocok di daerahnya yang kalau malam hari suhu airnya mencapai 17 derajad Celcius. Benih lele yang didatangkan dari luar daerah mengalami masalah, karena suhu yang dingin dan tentu saja daya tahan tubuhnya lemah. Soal daya tahan ini mungkin dimaklumi, karena benih lele yang diangkut dari luar daerah mengalami stres. Terbersit dalam inovasi untuk menghasilkan lele yang tahan di daerahnya dan tentu benih yang ditebar sukse dipanen dan menguntungkan.

Lele Phyton ini merupakan persilangan antara betina lele CP dengan jantan lele dumbo yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan lele di Pandeglang Banten di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang sekitar tahun 2004. Yang dimaksud betina lele CP adalah Induk eks-Thailand Generasi kedua (F2). dengan induk lele (dumbo) lokal ini adalah indukan jantan lele dumbo F6 (maksudnya adalah lele dumbo yang sudah bertahun-tahun dipelihara di Pandeglang, Banten. bukan lele lokal Clarias batrachus sp). Baca juga Spesies dan Strain Lele di Indonesia

Pada kesempatan saat ini saya belum mengetahui sebenarnya Lele Phyton ini sebagai indukan atau hanya benih sebar. Demikian juga ketika mencari Surat keptusan mentri KKP tentang pelepasan strain ini belum kami dapatkan. Namun banyak yang sudah mengakui mutu ikan lele Phyton ini bagus untuk dikembangkan.

Demikian postiungan ringan dan singkat ini. Mohon koreksinya.

Saturday, June 17, 2017

Yang Alat Kelaminnya Begini, Pertumbuhannya Bongsor



Dari sekelompok atau sekumpulan ikan lele yang dari hasil panen di kolam, biasanya ada yang berukuran lebih besar dari yang lain. Bahkan dari panen benihpun didapati 3 ukuran benih. Pada kolam pembesaran yang di kolam besar atau dipelihara dalam jangka waktu yang lebih lama sering atau selalu didapati ukuran ikan yang besarnya lebih dari yang lainnya. Ikan ukuran besar ini mempunyai nafsu makan yang tinggi, mengalahkan sekelompok ikan lainnya. Saat kesempatan pakan terlambat diberikan, ikan ukuran kecil dan yang lemah (kaya hukum rimba juga, ya) akan menjadi santapan ikan yang lebih besar (kanibal). Bisa dibayangkan kalau lupa pemberian pakan atau tidak diberikan pakan sama sekali.
Oleh karenanya pembesaran lele akan berkurang jumlahnya saat panen, karena ada proses kanibalisme. Mortalitasnya meningkat yang akan mengurangi biomassanya saat panen.


Apabila Anda tangkap ikan yang berukuran jumbo ini (makanya dinamakan lele dumbo), dan diperiksa alat kelaminnya seperti alat kelamin lele jantan, namun ukurannya kecil dan tidak panjang sepanjang ikan lele jantan yang normal. Periksalah ikan lainnya yang berukuran jumbo, maka Insya Allah akan didapati ikan-ikan yang alat kelaminnya kecil seperti gambar di samping.
Dulu saat belum ada sertifikasi induk lele ini, banyak penangkar yang mengira dan memilihnya sebagai calon indukan. Hasil seleksi ini dikira akan menghasilkan induk yang bagus, karena penampakan luarnya bagus. Tidak tahunya induk hasil persilangan dari induk yang tidak jelas asal usulnya ini adalah ikan hasil perkawinan silang dalam (antar keluarga). Seperti yang anda ketahui perkembangan perlelean di Indonesia sempat macet (kalau tidak dikatakan mandeg di tempat).
Setelah adanya induk bersertifikat ini perkembangan perlelean di Indonesia bergerak maju lagi.


Tanda performent ikan pada fenotif (tampak luar) bisa menandakan ikan jantan pada jenisnya. Hampir semua jenis ikan mempunyai ciri-ciri fisik yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada ikan cupang, jantannya berwarna cerah dan siripnya ada yang memanjang, ada berserit. Ikan nila jantannya lebih cerah dan ukurannya lebih besar dari betinanya. Ikan nila betinanya lebih kecil ini, karena mengerami telurnya dan mengasuh larva anaknya selama 7-14 hari dalam setiap siklusnya yang berinterval 1-2 bulan sekali.
Perkembangan lele jantan yang pesat ini seperti yang terjadi di nila Gesit (Geneticaly Enhanched Improved Tilapia). Di mana Induk nila jantan yang berkromosom YY ini bila dikawinkan dengan nila betina akan menghasilkan anakan yang sebagian besar jantan. Anakan jantan ini bila dibesarkan akan tumbuh pesat bila dibandingkan dengan anakan nila yang sebagian jantan dan sebagian lagi betina. Boleh juga tuh dicoba untuk menghasilkan anakan lele yang sebagian besar atau kalau bisa 100% jantan.


Setelah dibedah, ikan-ikan tersebut adalah ikan jantan. Hal ini terlihat dari adanya kelenjar spermanya. Kemungkinan kelenjar spermanya ini berkembang tidak sempurna atau hanya berukuran lebih kecil dibandingkan jantan normal. Kemungkinan lagi energi dari pakannya dirubah semua atau sebagian besar menjadi pertumbuhan bobotnya.
Walaupun induk karakter ini bisa sebagai pejantan, namun rasa-rasanya sperma yang dihasilkan kurang bagus dalam pembuahan telurnya. Kelenjar Sperma yang tidak berkembang dengan sempurna akan menghasilkan sel sperma yang lebih sedikit dibandingkan petantan normal. Walaupun sperma yang sedkit itu sebenarnya jumlahnya sudah jutaan. Kenyataan di lapangan banyak telur yang tidak terbuahi bila menggunakan induk pejantan yang bisa dikatakan setengah banci ini. Gunakan pejantan dengan ciri alat kelamin yang sempurna.
Demikian postingan yang singkat ini, mohon koreksinya.

Friday, May 19, 2017

Kolam Penetasan Telur Lele yang Ideal


Salam rekan-rekan pengusaha pembenihan ikan (pengusaha adalah orang yang berusaha; saya sendiri hanyalah seorang pengamat pembenihan ikan; hanya memperhatikan perilaku inovatif para penangkar benih dari segi logika dan kepraktisan; sering mengagumi inovasi yang diterapkan), jadi walaupun Anda hanya punya kolam sedikit sudah bisa disebut pengusaha. Hanya skalanya besar, menengah, kecil, dan mikro. Seberapa banyak waktu dan investasi yang Anda curahkan. Sebagai usaha domian, paruh waktu (part time), atau sebatas hiburan pengisi waktu. Dan satu lagi Anda termasuk orang profesional (tentu saja di bidangnya). Tahukah Anda apa arti profesional itu ? Saya ambil pengertian yang mungkin tidak sama dengan pengertian secara umum. Profesional berarti bisa menghidupi diri dan keluarganya. Nah sekarang baru Anda taruh di mana tingkatan Anda berada. Maksudnya profesionalnya sebatas mana biaya hidup yang bisa Anda tanggung. Semoga usaha Anda sukses, jangan lupa doa, ya. Dan berbagi ilmu dan rezkinya.

Masih ingatkah Anda dulu ketika Anda menetaskan telur ikan lele di kolam semen ? Kayaknya hasilnya kurang bagus, ya. Karena telur lele yang menempel di semen tidak netas. Mulailah berinovasi menetaskan telur lele di kolam semen yang dilapisi plastik. Hasilnya ? Larva lele yang menetas pada mati berkumpul di dasar plastik. Karena kepanasan. Dulu penetasan telur lele di kolam semen yang dilapisi plastik ini hampir gagal. Kalau saja tidak berimprovisasi mula-mula dengan genteng, dan sekarang dengan paranet sebagai peneduh untuk mengurangi teriknya matahari. Walaupun teriknya matahari sebenarnya juga diperlukan dalam batas-batas tertentu. Yang sedang-sedang saja. Hal ini baru Anda ketahui ketika intensitas matahari kurang, telur yang menetas juga kurang bagus. Demikian juga kesehatan larva lelenya. Dan cuaca mendung maupun hujan juga mempengaruhi penetasan dan kesehatan larva lele. Buktinya hasil pemijahan di musim hujan dan sebelum banyak hujan hasilnya berbeda. Betul bila Anda berargumen hasil pemijahan di Bulan September, Oktober, Nopember lebih banyak dan mulai menurun dengan adanya hujan di Bulan Desember, Januari, Pebruari. Namun pendapat ini juga disangkal dengan adanya puncak kematangan telur ikan lele di bulan sebelum adanya hujan. Oke, saya juga setuju. Namun bagaimanapun momen produksi benih ada di bulan sebelum turun hujan.

Yang tidak kalah penting dalam hal penetasan ini juga harus memperhitungkan luasan kolam penetasan yang digunakan. Hal ini akan langsung berpengaruh terhadap tingkat penetasan telur lele. Pemberian ijuk atau kakaban yang hampir menutupi seluruh pelataran dasar kolam pemijahan perlu, agar telur tidak menumpuk di satu bagian. Telur yang menyebar merata akan memberi kemungkinan menetas lebih bagus dibandingkan telur yang menumpuk atau menggerembol. Luasan kolam penetasan setidaknya 15-20 m2 per kg induk betina yang dipijahkan. Bahkan ada yang menggunakan 27 m2 per kg induk yang dipijahkan seperti yang dilakukan Pak Nasrudin, seorang praktisi pembenihan lele sangkuriang yang berhasil.

Praktisi Pembenihan Ikan lele Sangkuriang Bapak Nasrudin yang tinggal di Kampung Sukabinus RT 04/05 Desa Gedog, Kec, Megamendung Bogor HP 081383584541 menggunakan kolam pemijahan 4x2x1 m3 dari kolam terpal untuk memijahkan ikan lele Sangkuriang sebanyak 4 ekor betina dan 2 ekor betina (rata-rata 1 kg). Hasil pemijahannya ditetaskan di kolam penetasan seluas 4x3x0,5 m3 sebanyak 9 buah. Dengan siklus pemeliharaan selama 2-3 bulan menghabiskan biaya sarana produksi sebanyak 50 gelas/kaleng cacing sutera, 30 kg pakan udang tepung (Feng Li), 40 kg pellet F99, 150 kg pakan L1 (apung) menghasilkan rata-rata produksi sebanyak 120.000 ekor benih lele sangkuriang ukuran 5-8 cm.


Dengan paparan di atas beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita adalah sebagai berikut :
1. Luasan kolam penetasan sebaiknya 20 m2 per kg induk betina yang dipijahkan.
2. Peneduh perlu diberikan terutama saat telur menetas menjadi larva dengan genteng atau paranet.
3. Ijuk sebaiknya diangkat pada siang atau sore hari pada saat hari tersebut telur menetas. Bila diangkat siang hari dan masih terik sebaiknya langsung diberikan peneduh.
4. Siapkan pakan cacing sutera sebagai pakan awalnya setelah hari hari ketiga dimulai perhitungan dari hari menetas atau 70 jam setelah menetas. Biasanya sore menjelang malam, larva sudah bertaburan mencari pakan.
5. Bila terik matahari menyengat, segera beri peneduh.
6. Pemberin pakan cacing sebaiknya disebar merata agar benih mempunyai kesempatan yang sama untuk makan. Pemberian caing sekenyangnya (ad libitum) dan stok pakan untuk mensuplai pakan benih yang ada.

Thursday, April 13, 2017

Spesies dan Strain Lele di Indonesia




Tahukah Anda bahwa bangsa lele-lelean yang asli Indonesia ada setidaknya 17 spesies. Salah satunya lele lokal kita yang bernama Clarias batrachus. Di antaranya Clarias nieuhofii, c. meladerma, C. leiacanthus, C. teijsmanni, C. olivaceus, C. anfractus, C. planiceps, C. microstamus, C. intermedius, C. insalitus, C. nigricans, C. pseudoleiacanthus, C. kapuasensis, C. maurus, C. pseudonieuhofi, C. microspilus.

Ada lele lembat yang belang bertotol lurik. Yang ini entah masuk yang mana. Ada yang mengatakan lele palembang, kalau tidak asalah.

Saat kecil dulu, saya mengenal jenis ternak dan buah-buahan yang bernama keluarga bangkok. Ayam bangkok, jambu bangkok, lele bangkok atau patin siam. Bangkok adalah ibukota negara Thailand atau dibilang Siam. Yang dimaksud lele bangkok (menulisnya harusnya Lele Bangkok, karena ada unsur nama tempatnya), adalah yang sekarang kita kenal sebagai patin siam ini.

Sejak saat itu berdatangan varitas (untuk tanaman)dan strain (untuk ternak termasuk ikan). Di antara ikan introduksi baru jenis catfish Lele Afrika (Clarias gariefinus). Beberapa strain tersebut di antaranya :

1. Lele Dumbo

Didatangkan PT Cipta Mina sentosa di Jakarta tahun 1985 melalui Taiwan. Saat baru datang lele dumbo ini dipijahkan dengan pemijahan buatan, namun mungkin akibat dari daya adaptasinya yang tinggi dapat memijah secaca alami. Dalam perkembangannya lele dumbo dikawinkan sembarangan, maksudnya kawin antar saudara satu keturunan, sehingga lama kelamaan menghasilkan kualitas yang terdegradasikan. Sampai akhirnya budidaya lele dumbo ini agaknya kurang diminati, atau dalam budidayanya banyak kendala yang harus ditangani untuk keberhasilannya.

2. Lele Paiton (Paiton adalah nama tempat di Probolinggo)

Didatangkan melalui Thailan pada tahun 1998 oleh Charoen Pokphand Group dan ditempatkan di hatchery PT Surya Windu Pertiwi di daerah ppaiton Probolinggo. Perkembangannya pesat ditangani oleh UPT Dinas Perikanan dan kelautan Jawa Timur di Mojokerto.

3. Lele CP atau lele Super '99

Sama dengan lele paiton yang didatangkan melalui Thailand tahun 1999 oleh Charoen Pokphand Group dan ditempatkan di hatchery PT Central Pangan Pertiwi di daerah Pabuaran Subang. Pengembbangan selanjutnya bekerja sama dengan Balitkanwar Sukamandi. saat ini masih digunakan produksi kembali di Pabuaran oleh PT Central Pangan Pertiwi.

4. Lele MASAMO (Matahari Sakti Mojokerto)

Dintroduksi tahun 2010 dari Thailand oleh PT Matahari sakti ke Mojokerto. Lele Masamo terkenal keunggulan pertumbuhan yang pesat.

5. Lele Mesir

Diintroduksi dari Mesir tahun 2007 oleh Dinas Kelautan dan perikanan Jawa Barat. Perkembangannya tersendat, sehingga upaya pengembangannya dilakukan oleh BPPI Sukamandi dan BBPBAT Sukabumi.

6. Lele Kenya

Diintroduksi tahun 2011 dari Kenya oleh BBPBAT Sukabumi melelui program pertukaran dengan Lele Sangkuriang. Lele Kenya setelah masa domestikasi, juga akan dilakukan pemuliaan.

7. Lele Belanda

Diintrukduksi dari Belanda tahun 1985 ke Malang melalui kerjasama Agricultural univerity of Wageningen dengan UNBRAW. Lele Belanda kurang mendapat perhatian. Saat ini diduga kemungkinan telah bercampur dengan lele Dumbo dan paiton.

Lele Belanda juga diintroduksi oleh BBPBAT Sukabumi tahu 2011. Telah dodestikasi dan akan diprogram pemuliaan.


Selain lele asli Indonesia dan lele introduksi yang didatangkan dari luar negeri, juga ada strain lele karya anak bangsa Indonesia yang populer, di antaranya :

1. Lele Sangkuriang

Lele ini hasil silang balik antara jantan lele dumbo generasi keenam (F6) dengan betina generasi kedua (F2). Selanjutnya anakan jantannya disilangbalikkan dengan betina F2. Anakannya inilah yang disebut Lele Sangkuriang. Penamaan sangkuriang miri dengan legenda Sangkuriang di Jawa Barat. Lele Sangkuriang dihasilkan BBPBAT Sukabumi.

Banyak diakui oleh para penagkar, dengan keluarnya lele sangkuriang ini usaha budidaya lele berkembang lebih baik lagi. Keunggulan lele sangkuriang dapat Anda baca juga di Beda Lele Dumbo dan Lele Sangkuriang

Saat ini Lele sangkuriang telah banyak dimiliki oleh para penangkar ikan dalam rangka sertifikasi harus menggunakan induk yang unggul, bukan induk hasil seleksi sendiri.

2. Lele Phyton

Lele ini merupakan persilangan antara betina lele CP dengan jantan lele dumbo yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan lele di pandeglang Banten di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang.

3. Lele Sangkuriang 2

Merupak benih sebar dari hasil silang antara betina sangkuriang dengan jantan lele CP oleb BBPBAT Sukabumi.

4. Lele Mandalika

Merupakan benih sebar dari PERSILANGAN antara betina sangkuriang dengan jantan Masamo oleh balai benih Ikan batu Kumbung, NTB.

5. Lele Sukhoi

Serupa dengan Mandalika dari silang antara betina sangkuriang dengan jantan Masamo oleh Balai Layanan Usaha produksi perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.

6. Lele Masamo Generasi kedua dan Lele Burma

Merupakan pemuliaan strain lele masamo hasil introduksi daria thailan Generasi pertama melalui persilangan dengan strain-0strain lele yang lain.

7. Lele Mutiara (Mutu Tinggi Tiada Tara)

Lele Mutiara dihasilkan BPPI Sukamandi dari program seleksi individu dengan target karakter utama berupa peningkatan laju pertumbuhan bobot. Pemuliaan diawali tahun 2010 melalui koleksi, karakteriktik dan evaluasi populasi-populasi induk pembentuk, dilanjutkan dengan pembentukan populasi dasar sintetis tahu 2011,pembentukan populasi generasi pertama tahun 2012 pembentukan populasi generasi kedua tahun 2013 dan pembentukan populasi generasi ketiga tahun 2014. Pertumbuhan populasi generasi ketiga ini telah mengalami peningkatan pertumbuhan bobot secara kumulatif sebesar 50,64% dibandingkan populasi dasarnya.

Sumber : Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi

Demikian mohon koreksinya

Wednesday, April 5, 2017

Kenapa Agribisnis Lele Belum Stabil ?





Diakui atau tidak pada kenyataannya usaha pembesaran lele banyak rontok di tengah jalan. Hal ini sangat dirasakan oleh para petani penangkar benih lele. Produksi benih lele tidak laku atau sulit keluarnya. Dan di pasar jarang sekali ada kekurangan stok konsumsi lele. Yang ada seolah over produksi. Suplai lebih besar dari permintaan. Para pelaku pembesaran lele mempunyai bargaining yang rendah.

Beberapa petani pelaku pembesaran ikan lele ini merasa hanya memberi keuntungan para pedagang konsumsi, sehingga dalam posisi yang lemah. Usaha pada petani yang demikian ini seolah hanya untuk menggunakan kolamnya, sambil mencari hal yang baru yang dirasa lebih menguntungkan. Ada omongan masih untung walau sedikit, dari pada impas, masih untung impas dari pada rugi, masih untung rugi, dari pada rugi besar, masih untung rugi besar dari pada bangkrut.

Beberapa hal yang menjadi kendala ini antara lain dapat saya sajikan sebagai berikut :


1. Teknologi yang gampang-gampang susah

Melihat kebiasaan lele yang makan apa saja dan sanggup hidup di kolam yang kotor, membuat orang berasumsi bahwa memelihara ikan lele sangatlah gampang. Apalagi lele juga makan bangkai ayam (yang harus dibakar terlebih dahulu) saat itu. Maka para pemula ikut latah memelihara lele baik skala kecil maupun besar. Dari sinilah baru ketahuan bahwa usaha pembesaran lele tidaklah semudah yang dibayangkan. Atau dengan kata lain teknologinya belum dikuasai secara total.

2. Lele termasuk ikan omnivora yang cenderung karnivora

Ikan karnivora harus makan pakan yang mempunyai kandungan protein tinggi (dapat dikatakan sekitar 30%). Sehingga untuk mendapatkan pertumbuhan yang tinggi, harus diberi pakan yang bermutu, bukan sembarang pakan. Berbeda halnya ikan lele yang sebagai hiasan diberi pakan apa saja, namun pertumbuhan bobotnya bukan menjadi tujuan akhir pemeliharaan. Ikan hiasan ini hanya berfungsi untuk hiburan.

3. Lele termasuk ikan kanibal

Lele akan makan teman yang berukuran kecil yang bisa masuk dalam bukaan mulutnya. Hal ini terjadi, kalau pakan yang diberikan tidak cukup atau tidak brigzi. Ada sebagian kecil yang mempunyai pertumbuhan yang pesat yang akan memanagsa ikan yang berukuran lebih kecil. Kanibal ini dapat juga terjadi pada ikan yang lemah dilukai oleh ikan lele lainnya secara bersama-sama sehingga menimbulkan luka. dari luka ini akan menimbulkan rangsangan yang lebih hebat lagi untuk melakukan pembunuhan ikan yang lemah. Ini tak ubahnya ikan predator piranha sungai Amazon dan sekitarnya di Brazil.

4. Managemen pakan yang kurang baik

Managemen pakan yang kurang baik ini meliputi memberi pakan yang tidak sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Ikan tertentu yang bisa makan akan cepat besar semenatara ikan tidak makan akan terhambat pertumbuhannya. Berselang waktu kemudian ikan yang mempunyai pertumbuhan cepat akan menggasak ikan yang terhambat tumbuhnya. Hal ini diperparah lagi bila pakan yang diberikan tidak mencukupi.

Pemberian pakan sebaiknya menggunakan porsi 3-5 % dan diberikan secara merata di seluruh permukaan air, sehingga ikan mempunyai peluang yang besar untuk mengambil pakannya. Pemberian dilakukan sedikit demi sedikit sampai ikan tidak lagi meresepon pakan yang diberikan.

Pemberian pakan juga memberi porsi yang lebih banyak pada malam hari, karena lele termasuk ikan nocturnal.

Ikan lele ini walaupun makan apa saja, namun bila diberikan pakan yang protein rendah misal 15%, hasilnya tidak akan bisa bagus. Apalagi diberikan pakan buatan sendiri yang kualitasnya tidak bagus. Pakan dengan kadar protein 30%, artinya akan memberikan tambahan bobot ikan sebesar 30 X 100/30. Bila pakan yang diberikan 100 kg, maka pertumbuhan ikannya sebesar 100 kg. Ini teori akal-akalan, lo. Benar tidaknya perlu dibuktikan secara ilmiah. Pemberikan pakan 100 kg protein 30%, memberikan tambahan bobot 30 kg. Karena bobot ikan 70% air , maka dikalikan 100/30.

5. Seleksi yang tidak tepat

Bila dilakukan seleksi agar ukuran dalam satu wadah mempunyai ukuran yang sama memungkinkan ikan akan berkembang seragam. Proses kanibal tidak akan terjadi.

6. Petani pelaku pembesaran belum melakukan pemjualan secara langsung

Dengan membuka kios penjualan lele konsumsi di depan rumah, maka akan meningkatkan nila tambah. Keuntungan yang diambil oleh pedagang lele akan dinikmati oleh petani.

7. Perlu membuat kuliner lele konsum si sendiri

Dengan buka pecel lele sendiri, keuntungan akan berlipat lagi. Untung jual lele sendiri dan untung warung kulinernya.

Bisakah dilakukan ?









Tuesday, March 28, 2017

Pindang Lele juga Enak


Pindang lele belum layak naik menjadi menu. Namun saya menjadikan pindang lele sebagai menu saya. Maklum saya dari golomgan bawah. Rasanya menurut saya sih enak, dan juga sedap nian. Saat kehabisan menu, tinggal ambil lele yang besar di kolam belakang rumah.

Seperti halnya dalam pembuatan abon lele, pindang lele mengharuskan ikan yang tua (umur 1 tahun atau menggunakan afkir induk akan lebih bagus lagi hasilnya). Pada pindang baung dan patinpun mengharuskan ikan besar dan cukup tua, sehingga ketika direbus tidak menjadi lunak apalagi hancur. Di warung-warung yang menjajakan pindang baung dan patin ini, sebelum dihidangkan daging baung/patin direbus dulu, kemudian ditiriskan. Ini menghindari daging terlalu lunak. Bila sudah dipesan, daging diambil dan direbus dalam air bumbu resep racikan khas masing-masing kuliner.

Pada pecel lele menggunakan ukuran ikan 8-12 ekor/kg ini akan akan hancur bila dijadikan pindang. Dengan adanya penambahan menu pindang lele, maka akan menjadi solusi untuk mengeluarkan produksi ikan lele yang berlebih ini. dengan pemeliharaan lanjutan selama beberapa bulan lagi akan siap dijadikan pindang lele. Ukuran minimal yang pantas dipindang adalah ukuran per kg 3 ekor, makin besar makin bagus. Ini mungkin bisa dijadikan segemntasi usaha untuk memnuhi permintaan pindang lele ini. Ada lagi segmentasi pasar untuk memenuhi permintaan dari pemancingan.

Dari segi rasa (sekali lagi selera tidak dapat diperdebatkan), tidak kalah dengan patin dan baung. Ikan lele adalah ikan kelas bawah, paling tinggi derajadnya hanya sebagai kelas menengah. Hal ini masih mengingat bahwa lele dipelihara pada kolam kotor. Berbeda halnya dengan ikan baung pada kolam bersih, dan patin ddipelihara di kolam yang tidak sekotor pada ikan lele.


Selamat membuat resep pindang lele Anda sendiri dan nikmati hasilnya.

Demikian postingan ringan ini, Mohon koreksinya.

Saturday, March 25, 2017

Beda Lele Dumbo dan Lele Sangkuriang





Nama : Lele SANGKURIANG
Nama ilmiah : Clarias sp.
Asal : Balai Budidaya Air Tawar (sekarang Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar) Sukabumi
Keturunan : Silang-Balik Lele Dumbo 1985 Betina F2 x Jantan F6
Pelepasan : 21 Juli 2004 (KEPMEN KP 26/MEN/2004)
Daerah Pengembangan : Jawa, Sumatera
Ciri Khusus : Memiliki alat pernapasan tambahan berupa arborescent, bentuk kepala pipih mendatar, bentuk tubuh bulat, ekor bulat, memiliki 2 pasang sungut
Teknik Budidaya : Sudah dikuasai sampai tingkat produksi masal di masyarakat
Preferensi Masyarakat : Termasuk ikan konsumsi
Tingkat Bahaya : Termasuk ikan yang cenderung predator terutama pada ikan yang lebih kecil

LELE SANGKURIANG
Nama Sangkuriang mirip dengan Sangkuriang dalam legenda Tangkuban Perahu.
Latar belakang :
Ukuran konsumsi 10-15 ekor/kg dicapai 70 hari, belakangan molor jadi 100 hari.
5-7 cm menjadi 10-15 ekor/kg selama 49-51 hari, SR 90% pada Sangkuriang, sedang dumbo SR 80%.

Asal :
Backcross BBPBAT (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar) Sukabumi
Warna kulit kelabu
Hasil silang jantan dumbo F6 (0,5-0,75 kg, panjang 30-35 cm) dari Majalaya dengan betina F2 0,7-1 kg. panjang 25-30 cm.
Anakan jantan dikawinkan dengan betina F2.
Sangkuriang diperoleh setelah 4 tahun penyilangan.

Lele Sangkuriang Dibndingkan Lele Dumbo


Kriteria
Sangkuriang
Dumbo
Kematangan gonad pertama
8 bulan
9 bulan
Fekunditas
40.000-60.000 butir/kg
20.000-30.000 butir/kg
% HR
>90%
>80%
DG benih umur 5-26 hari
29,26%
20,38%
PS rata-rata benih 26 hari
3-5 cm
2-3 cm
DG benih umur 26-40 hari
13.96%
12.186%
PS rata-rata benih umur 40 hari
5-8 cm
3-5 cm
 SR bibit umur 26-40 hari
>90%
>90%
DG umur 3 bulan
3.53%

DG bobot calin
0.85

FCR
0.8-1
>1
Intensitas Trichodina sp pada pendederan di kolam
30-40 individu
>100 individu
Intensitas Ichthiopthiryius sp pada pendederan di kolam
6.30 individu
19.50  individu




Wednesday, March 22, 2017

Mengatasi tumbuhnya lumut di Pendederan Satu Lele




Salah satu gulma perairan di kolam adalah lumut. Gangguan ini menyerang benih ikan yang masih kecil yang menjerat, sehingga benih akan mati. Bahkan ada sejenis lumut yang menyerupai jaring, yang apabila benih kecil terperangkap di dalamnya menyebabkan benih mati lemas. Lumut yang ada di kolam semen biasanya membatasi gerak benih ikan lele yang dipelihara dalam tahap pendederan I (satu). Lumut yang ada di kolam yang luas baik dari semen atau tanah biasanya membatasi gerakan benih ikan mas. Benih yang terserang hanya benih dari penebaran dari larva ikan.

Lumut tumbuh pada perairan yang tidak subur yang diindikasikan dari keadaan airnya yang jernih dan ditunjang adanya sinar matahari. Pada wadah budidaya yang digunakan sebagai penetasan yang diteruskan sebagai pendederan I pada benih ikan lele sering tumbuh lumut saat musim kemarau. Keadaan ini memang menunjang untuk tumbuhnya lumut, karena airnya benih dan adanya penetrasi sinar matahari.

Telur ikan lele yang menetas setelah 20- 30 jam akan bersebunyi di bawah naungan (bisa kakaban dan lain-lain) untuk menghindari sinar (bersifat fototaxis). Setelah 2-3 hari larva akan mencari pakan dengan bergerak ke seluruh penjuru, Dari berwarna kuning berubah kecoklatan dan selanjutnya berubah lagi menjadi berwarna hitam. Pada hari kedua malam ketiga larva telah berubah menjadi benih ikan bergerak mencari pakannya. Pada saat ini diberikan pakan cacing sutera sampai berumur 7 - 10 hari.

Pada saat inilah muncul tumbuhnya lumut yang akan membatasi gerak benih yang masih kecil. Benih yang terperangkap akan lemas dan mati. Hal ini sangat merugikan para penangkar. Produktivitasnya jauh menurun. Oleh karena itu harus segera diatasi agar tidak tumbuh lumut yang semakin banyak.

Untuk mengatasi tumbuhnya lumut dilakukan dengan membuat keruh media. Kekeruhan ini sebaiknya dari plankton yang berwarna hijua, bukan keruh akibat partikel lumpur. Caranya dengan masukkan air kolam yang berwarna kehijauan ke dalam media yang ditumbuhi lumut. Nah dengan cara ini lumut dijamin tidak akan tumbuh, bahkan akan mati. Air yang keruh akibat partikel lumpur juga dapat menghambat pertumbuhan lumut.

Demikian postingan ini, semoga mengisi waktu luang dan bermanfaat.

Saturday, March 4, 2017

Bila Memenuhi 5 Kriteria ini, Anda Sukses Menghasilkan Rp. 94 juta/ tahun bersih dari Pembenihan Lele Sangkuriang

Selamat Datang, Terima kasih telah membuka blog picisan ini. Di  tulisan saya ini merupakan a thing for aware, care and share (sadar, perhatian, and berbagi), tentu dengan segala keterbatasan yang ada. Tulisan ini sangat mentah banget, mencoba untuk mengulas about perikanan dari sudut pandang yang ringan. 

 

Oke, saya awali, Bila Anda datang ke lokasi usaha perikanan entah itu kolam, tambak, waduk/danau dan tempat lainnya, dalam hati kita membayangkan enak juga ya piara ikan, kalau mau makan tinggal ambil saja. Goreng ikan yang masih hangat, enak kan? Kalau di Lampung disruit, sedaaaap nian. Dan terbersit juga apa-apa yang ada di lokasi perikanan baik pembesaran atau pembenihan akan difotocopi di tempat kita berada. Maksudnya akan diusahakan segala sesuatunya fasilitas yang ada, harus ada juga di tempat kita, atau minimal kita berimprovisasi tak ada gading, rotanpun jadi. Peralatan yang tak ada di tempat kita, bisa diganti peralatan yang mempunyai fungsi yang sama. Sederhananya efisiensi, ya.

Ada seseorang ngobrol, sudah kapok piara ikan. Sekarang teman itu hanya piara ikan untuk hiburan saja. Mendengar itu, akupun ciut nyali. Segara aku menjadi teman bicara saja, seolah-olah apa yang disampaikan kuiyakan, tentu disertai dengan manggut-manggut. Akupun susah mendebat saat itu, percuma berbicara dengan orang yang lagi putus asa. Biarlah waktu yang membuktikan, kalau sudah punya kolam pasti piara ikan lagi. Tinggal tunggu suatu saat, kawan itu dapat pencerahan. Entah dari siapa, namun akupun juga belum bisa bicara banyak ngobrol untuk sekedar share, apalagi motivasi. Dalam hati, akupun berpikir usaha yang dilakukan 100% saja, belum tentu berhasil. Apalagi kalau hanya 75%, atau bahkan 50%, apalagi 25%, kemungkinan keberhasilannya kecil. Tapi logika ini bisa dirubah, apakah usaha 0 bisa menghasilkan ? Secara linier tidak. Namun kalau modal 0, ada kemungkinan hasil. Dengan menjadi pekerja. Tambah ngelantur, ya ?

Sebelum masuk ke tulisan ini, aku mau berbagi cerita, kalau baru berusaha, ada kalanya keberhasilannya tinggi. Setelah berjalan beberapa saat, usahanya maju tidak mundurpun tidak. Ini yang disebut belum bisa mengembangkan usaha. Kayaknya baiknya usaha harus dikembangkan terus, maksudnya inovasi. Karena sederhananya gini, usaha yang kita bangun itu kompetitornya banyak. Artikel dalam Blog ini https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id  ini juga akan tenggelam di antara trinyunan blog di dunia maya, dan kemungkinan kecil akan dibuka tanpa promosi. Hukumnya kalau gak bisa efisien, ya usahanya gak kompetitif. Kompetitor bisa jual dengan harga yang lebih murah, karena bisa efisien. Nah. ini kaya curhat aja, ya. Tapi ada lo, yang baru usaha satu siklus aja dah ancur. Wah, yang ini kayaknya feasibility studynya gagal. Harus bangun dari nol lagi. Katanya orang yang berhasil adalah orang yang ke-1000 kalipun gagal, masih bangkit untuk yang ke-1001 kali, kalau masih gagal, harus ke-1002 kalinya, dan seterusnya sampai sukses. Dan jangan berhenti, harus efisiensi dan inovasi supaya tetap eksist (bertahan). Ingat usaha yang profesional itu, hasilnya dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Semakin profesional akan menambah oraang yang akan dihidupinya. Menarik Saudara, tetangga, dan orang-orang disekitarnya maupun orang-orang yang memerlukannya. Mulia, kan ? Bayangkan gimana kerja bikin chips komputer dan berapa orang yang dinaunginya ? Namun apapun yang terjadi, usaha yang baik adalah usaha yang dijalankan dan ditekuninya, bukan usaha yang dalam perencanaan, demikian kata pakar. Secara logika teknis bisa, maka harus diperjuangkan logika ekonominya. Maksud saya, usaha akan eksist kalau secara teknis berhasil, tapi juga harus berhasil dalam skala ekonomisnya. 

Okelah kita masuk bahasan tulisan ini. Untuk berproduksi, tentunya diperlukan biaya produksi. Tidak mungkin to, kalau kolam, peralatan, induk ikan, dan lain-lain bisa produksi. Ada lagi pakannya, induk kalau tidak diberi pakan, telur gak ada. Benih, kalau gak diberi pakan, tentu mati. 

Di dunia blogging, katanya kalau ada postingan hasil pembenihan lele per tahun bisa sekian, supaya laku tulisannya buatlah tulisannya yang lebih dari postingan-postingan yang telah ada di dunia maya. Tetapi yang dimaksudkan adalah bila ada kunci sukses pembenihan lele dengan 10 cara, maka buatlah tulisan yang lebih lengkap dan akurat, misalnya 15 cara sukses pembenihan lele. Tapi adakah kunci sukses dengan 5 atau bahkan 1 cara ? 

Bila Memenuhi 5 Kriteria ini, Anda Sukses Menghasilkan Rp. 94 juta/ tahun bersih dari Pembenihan Lele Sangkuriang
Angka itu demikian tinggi, lumayan ya. Bukan lumayan lagi, kawanku yang PNS pun mau pensiun dini, karena dari usaha pembenihan ikannya kalau cari uang 5 juta per bulan itu kecil. Bagi PNS atau sekarang ASN (tapi ASN itu tediri dari PNS dan P3K, lo). Nilai 94 juta bersih/tahun itu sudah besar. Ini dicapai oleh pejabat, kalau di PNS Otonom. Kalau PNS vertikal masih dibilang kecil atau rata-rata. Soalnya gaji PNS Otonom dan Vertikal beda, lo. Gaji sama, tapi yang beda tunjangannya, yak betul. 

Ini 5 Kuncinya, namun kriteria harus secara total dipenuhinya. Tidak boleh satupun meleset, satu meleset, hasil pasti beda.

1. Investasi Kolam, Induk, Peralatan dan semua Prasarana dan Saraana Produksi yang dibutuhkan


NoInvestasi&Modal kerja
VolSatuanJumlah
1Kolam Induk 2x2x1m3
1250,000 250,000
2K. Pemijahan 4x2x1m3
1500,000 500,000
3Tetas/Deder 5x2x0.5m3.
10500,000 5,000,000
4Induk Betina kg
2035,000 700,000
5Induk jantan kg
1030,000 300,000
6Kakaban 2x0.5 m2 bh
1015,000 150,000
7Saringan benih bh
435,000 140,000
8Pompa air unit
1350,000 350,000
9Selang (mtr)
3012,000 360,000
10Ember
415,000 60,000
11Baskom
1040,000 400,000
12Seser/serokan
415,000 60,000
13Lambit
180,000 80,000
14Aerator dan instalasi
2500,000 1,000,000
15Hapa Strimin halus(BH)
250,000 100,000
16Sarana produksi (paket)
33,020,000 9,060,000

Jumlah


18,510,000



2. Biaya Tetapnya/tahun Rp. 19.800.000,-

NoUraian
VolumeSatuanJumlah
IBiaya Tetap




1Pakan Induk (kg)1810000180,000

2Tenaga (Bulan)212000002,400,000

3Listrik Bulan)

300,000

4Penyusutan

300,000

5Sewa/bunga bank

300,000
Jumlah



3,300,000

 FC (Fixed Cost=Biaya Tetap per 2 bulan Rp. 3.300.000,-, per tahun = Rp. 19.800.000,-)

3. Biaya Variabelnya/tahun                                     Rp. 30.200.000,-


IIBiaya Variabel




1Cacing (gelas)50 8,000 400,000

2Tep. Feng Li 1(kg)30 16,000 480,000

3F 99 (kg)40 16,000 640,000

4Pellet Apung L1150 10,000 1,500,000
Jumlah



3,020,000

 VC (Variable Cost=Biaya Tak Tetap per siklus Rp. 3.020.000,-, per tahun (10 siklus) = Rp. 30.200.000,-)

4. Kapasitas produksinya per tahun 1.200.000 ekor

IIIProduksi & penerimaan




Benih 5-6 cm
120,000 12014,400,000
IVKeuntungan per siklus


8,080,000

NoUraian
RpKaliJumlah
IBiaya Tetap
3,300,000 619,800,000
IIBiaya Variabel
3,020,000 1030,200,000

Biaya Total


50,000,000
IIIProduksi & penerimaan
14,400,000 10144,000,000

1,200,000
ekor/th

IVKeuntungan per tahun


94,000,000

Pertimbangan Usaha




1BEP Harga


41.67
2BEP Volume


416,667
3B/C


2.88
4NPV(Net Present Value)




R x 1/ (1+0,0083)5




Dengan asumsi bunga bank 10%/th, R yg akan diperoleh




5 bln mendatang senilai Rp

82,901,980.64

R

86,400,000





1




1.0083




1.042194642




0.959513665



ASUMSI




Waktu 2-3 bl




Benih terjual seluruhnya




Prasarana





Kolam induk 15 m2 x 1,5m dari terpal


1 buah

Kolam Pemijahan 4x2x1 m


1 buah

Kolam penetasan 4x3x0,5 m


9 buah

Total biaya Rp 2,500,000




Ongkos buat kolam dan peralatan lainnya Rp 500.000




Induk 1 paket ( 5 jantan dan 10 betina)




Pemijahan 4 betina dan 2 jantan per siklus



Sarana Produksi





Cacing sutera 50 kaleng




Tepung udang 30 kg




Pellet F99 40 kg




Pellet L1 (apung) 150 kg



Biaya Tenaga 2 orang 1.200.000/orang/periode(2 BLN)




Total produksi 120.000 ekor ukuran 5-6 cm/periode




5. Produksi harus terjual seluruhnya dengan harga/ekor Rp. 120,-


NoUraian
RpKaliJumlah
IBiaya Tetap
3,300,000 619,800,000
IIBiaya Variabel
3,020,000 1030,200,000

Biaya Total


50,000,000
IIIProduksi & penerimaan
14,400,000 10144,000,000

1,200,000
ekor/th

IVKeuntungan per tahun


94,000,000 
Selengkapnya perhitungan excel ini dapat Anda cermati, silahkan klik ANALISA PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG

Namun dengan skema di atas, bila Anda hanya mampu beroperasi 6 kali dalam setahun, maka menghasilkan sebagai berikut :

NoUraianRpKaliJumlah
IBiaya Tetap/2 bulan3.300.000 619.800.000
IIBiaya Variabel/siklus3.020.000 618.120.000
Biaya Total/tahun37.920.000
IIIProduksi & penerimaan14.400.000 686.400.000
120.000 ek @ Rp. 120,- ekor/th
IVKeuntungan per tahun48.480.000

Bila Anda hanya mampu beroperasi 4 kali dalam setahun, maka menghasilkan sebagai berikut :


NoUraianRpKaliJumlah
IBiaya Tetap/2 bulan3.300.000 619.800.000
IIBiaya Variabel/siklus3.020.000 412.080.000
Biaya Total/tahun31.880.000
IIIProduksi & penerimaan14.400.000 457.600.000
120.000 ek @ Rp. 120,- ekor/th
IVKeuntungan per tahun25.720.000

Bila produktivitas yang dicapai hanya 75.000 ekor/siklus, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :


NoUraianRpKaliJumlah
IBiaya Tetap/2 bulan3.300.000 619.800.000
IIBiaya Variabel/siklus3.020.000 1030.200.000
Biaya Total/tahun50.000.000
IIIProduksi & penerimaan9.000.000 1090.000.000
50.000 ek @ Rp. 120,- ekor/th
IVKeuntungan per tahun40.000.000

Bila produktivitas yang dicapai hanya 50.000 ekor/siklus, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut : 


NoUraianRpKaliJumlah
IBiaya Tetap/2 bulan3.300.000 619.800.000
IIBiaya Variabel/siklus3.020.000 1030.200.000
Biaya Total/tahun50.000.000
IIIProduksi & penerimaan6.000.000 1060.000.000
50.000 ek @ Rp. 120,- ekor/th
IVKeuntungan per tahun10.000.000

Mohon perkenan koreksinya.



Share

by : Idesat